Kudus, Pengelola Pabrik Gula Rendeng, Kabupaten Kudus Jawa Tengah,, bekerja keras untuk mengembalikan kepercayaan petani tebu. Langkah ini dilakukan karena selama 2 tahun terakhir ini petani lebih memilih menggiling tebu ke pabrik-pabrik gula lain.

Adminisratur Pabrik Gula (PG) Rendeng Teguh Agung Tri Nugroho mengatakan, tahun lalu PG Rendeng hanya menyerap 1,9 Juta Kuintal tebu petani. Namun pada hari ke 117 giling tahun ini, PG Renceng telah menggiling 2,6 juta kuintal tebu petani.

Tingkat rendemen yang dihasilkan pabrik yang dibangun tahun 1840 itu juga membaik. Pada tahun lalu rata-rata rendemen 6,02 persen dan tahun ini naik hingga 7,15 persen. Membaiknya kinerja pabrik tua itu berkat revitalisasi pabrik dan kondisi cuaca yang membuat tebu cepat masak.

Menurut Agung, pada tahun 2012 ini pemerintah memberikan dana Rp 14,5 milyar untuk merevitalisasi PG Rendeng, Revitalisasi ini berupa penggantian mesin putaran masakan gula, mesin penurun kadar air ampas tebu, dan menambah alat analisa rendemen tebu.

Keterbukaan produksi.

PG Rendeng juga menerapkan pola keterbukaan produksi kepada petani. Salah satunya dengan memacang sisten CCTV disejumlah titik lokasi produksi. Melalui kamera ini petani dapat memantau proses produksi gula, mulai dari bongkar tebu hingga pengemasan.

Oleh karena itu pada musim giling tahun 2013 mendatang, OG Rendeng akan menaikkan target giling. Semula PG Rendeng hanya menggiling 14.500 kuintal tebu per hari, tapi pada tahun depan akan ditingkatkan menjadi 25.000 kuintal per hari. Selain itu, PG Rendeng berencana mendatangkan mesin-mesin giling dari pabrik gula yang sudah tidak berproduksi lagi di Kalimantan.

Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Kabupaten Kudus Kuslan mengakui kepercayaan petani terhadap PG Rendeng mulai meningkat. Apalagi pada tahun ini PG Rendeng menerapkan produksi terbuka dan merevitalisasi mesin-mesin yang sudah tua

 

Sumber : Kompas.